Dalam sistem perpetual ini berbeda dengan sistem periodik. Pencatatan persediaan pada sistem ini dilakukan setiap terjadi transaksi, jadi penilaian persediaan pada sistem ini bukan mencari persediaan akhir seperti halnya sistem periodik. Dalam hal sistem perpetual penilaian ini digunakan untuk mencari total persediaan yang keluar sesuai harga beli atau disebut dengan harga pokok penjualan. Biasanya untuk memudahkan, perhitungan HPP ini dilakukan dengan pembuatan Kartu Persediaan.
Contoh :
Mei 1 Persediaan 120 unit @ 54.000 = Rp 6.480.000,-
5 Pembelian 180 unit @ 60.000 = Rp 10.800.000,-
10 Penjualan 200 unit
16 pembelian 200 unit @ 63.000 = Rp 12.600.000,-
20 Pembelian 120 unit @ 64.000 = Rp 7.680.000,-
26 Penjualan 280 unit
a. Metode FIFO
Menurut metode ini harga pokok barang yang dijual dihitung dengan anggapan bahwa barang yang pertama kali masuk dijual terlebih dulu. kekurangan diambil dari barang masuk berikutnya, begitu seterusnya.
Sehingga menurut metode FIFO harga pokok penjualan yaitu:
· Mei 10 Penjualan 200 unit
Dihitung dari :
Mei 1 120 x 54.000 = 6.480.000
5 80 x 60.000 = 4.800.000
Jumlah Rp 11.280.000
· Mei 26 Penjualan 280
Dihitung dari:
Mei 5 100 x 60.000 = 6.000.000
16 180 x 63.000 = 11.340.000
Jumlah Rp 17.340.000
Sehingga HPP selama bulan Mei 2004 menurut metode FIFO:
HPP Mei 10 Rp 11.280.000
HPP Mei 26 Rp 17.340.000
Total HPP Rp 28.620.000
Dari data di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
Persediaan awal periode 120 unit Rp 6.480.000,00
Total Pembelian selama bulan mei 500 unit Rp 31.080.000,00
Total Barang Tersedia untuk dijual 620 unit Rp 37.560.000,00
Total HPP selama bulan mei (480 unit) (Rp 28.620.000,00)
Saldo Persediaan akhir periode 140 unit Rp 8.940.000,00
b. Metode LIFO
Menurut metode LIFO (MTKP), harga pokok barang yang dijual dihitung dengan anggapan bahwa barang yang terakhir masuk adalah barang yang dijual lebih dulu. kekurangannya diambil dari barang yang masuk sebelumnya, begitu seterusnya. Sehingga dari contoh diatas, dapat kita hitung HPP menurut metode LIFO :
Mei 10 Penjualan 200 unit
Dihitung dari :
Mei 5 180 x 60.000 = 10.800.000
1 20 x 54.000 = 1.080.000
Jumlah Rp 11.880.000
Mei 26 Penjualan 280
Dihitung dari:
Mei 20 120 x 64.000 = 7.680.000
16 160 x 63.000 = 10.080.000
Jumlah 17.760.000
Sehingga HPP selama bulan Mei 2004 menurut metode FIFO:
HPP Mei 10 Rp 11.880.000
HPP Mei 26 Rp 17.760.000
Total HPP 29.640.000
Dari data di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
Persediaan awal periode 120 unit Rp 6.480.000,00
Total Pembelian selama bulan mei 500 unit Rp 31.080.000,00
Total Barang Tersedia untuk dijual 620 unit Rp 37.560.000,00
Total HPP selama bulan mei (480 unit) (Rp 29.640.000,00)
Saldo Persediaan akhir periode 140 unit Rp 7.920.000,00
c. Metode Rata-Rata
Penerapan metode rata-rata dalam sistem pencatatan perpetual, disebut metode rata-rata bergerak (Moving Average Method). Disebut demikian, karena tiap terjadi transaksi pembelian, harga rata-rata per satuan barang harus dihitung, sehingga rata-rata per satuan akan berubah-ubah. Harga pokok satuan barang yang dijual adalah harga pokok rata-rata yang berlaku pada saat terjadi transaksi penjualan.
Sehingga menurut metode FIFO harga pokok penjualan yaitu:
· Mei 10 Penjualan 200 unit
Dihitung dengan mencari harga pokok rata-rata terlebih dahulu:
Sediaan 1 Mei 120 x 54.000 = 6.480.000
Pembelian 5 Mei 180 x 60.000 = 10.800.000
Jumlah 300 unit 17.280.000
No comments:
Post a Comment